BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 15 Maret 2012

Tentang Pilihan

Apa sih yang kalian tau tentang pagi?
Pagi, awal waktu yang indah untuk memulai hari, seiring embun menggelayut di ujung dedaunan, bersama kabut yang mengambang di persawahan. Diiringi kaki-kaki kecil anak-anak sekolah yang hendak berangkat melintasi kaki gunung.
Pagi, dimana jutaan harapan baru ditebarkan di tubir langit impian, senyum-senyum baru itu mulai merekah sebagai simbolis penyemangat diri. Pagi yang cerah nun indah, tapi kenapa ada awan hitam menggumpal di rumah ini? Rumah? Bukan! Tapi kamar. Ya benar, awan hitam itu menggumpal memenuhi langit-langit kamarku.
Pagi, dimana aku berdiam kaku di sudut kamar dengan tatapan kosong. Tunggu! Tatapan kosong itu memantulkan sesuatu yang berkecamuk di pikiranku. Tentang pilihan. Merenta-renta berpadu dengan perasaan yang penuh dengan tanda tanya, aku ingin diakui! Apakah ini suatu perasaan yang 'real' keberadaannya? Bahkan 2 pekan lalu aku baru menyadarinya.
Tapi kenapa hal ini membuat bagian unsur di hatiku meregang? Apakah hasrat ingin memiliki itu ada? Kurasa tidak! Karena aku menyukaimu dengan kedewasaanku. Aku bukan anak kecil, jika melihat mainan yang ia suka langsung bilang ke mama agar dibelikan mainan tersebut agar anak kecil tersebut dapat memiliki mainan tersebut dengan segera dan jika tidak dibelikan ia menangis. Rasaku padamu bukan layaknya Ranking 1 yang sangat aku harapkan dan menjadi suatu tuntutan untuk mendapatkannya. Rasaku padamu bukan kalimat syahadat yang harus dinyatakan "tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah".
Apa? Kau bertanya padaku? Seperti apa aku menyukaimu?
Aku menyukaimu seperti aku.
Apa lagi? Kau masih bertanya? Apa yang kumaksud dari 2 pasang kata 'seperti aku'?
Menyukaimu seperti aku, seperti aku menyukaimu dengan caraku.
Suka, kau tau kenapa hanya kata 'suka' yang tersampir disana? Karena kata 'sayang' sudah ada yang menempati, dia yang lebih lama. Jika ini membicarakan tentang pilihan, haruslah kau sadar.. apakah jabatanmu sebagai pemilih? Kau salah, karena aku tidak minta dipilih. Jika ini membicarakan tentang perasaan, maka ini tentang luluh bukan tentang apa/siapa yang lebih lama.

Bukankah hal ini sederhana? Walaupun membuat hatiku lebur. Apa karena dia yang menyatakannya lebih dulu maka tidak pernah ada kesempatan untukku? Kenapa cinta tidak seperti tes masuk Perguruan Tinggi? Semua orang menyatakannya bersama-sama, maka yang bersangkutan memutuskan.
Jika kau pernah mendengarku berkata "saya lebih pantas untuk kesedihan yang lebih penting", bukan berarti dirimu tidak penting, apa kau tidak teliti dengan kata 'lebih' pada kalimat itu? Kau penting untukku, tapi ada yang lebih penting. Seperti orangtua, sahabat? Dan bukan tidak pantas aku sedih karenamu, tapi aku bukan seorang wanita yang suka berdiam lama dalam raut kesedihan dan menikmati kegalauan. Aku hanya suka berdiam pada hal-hal yang penting, yaitu kamu.
15 Maret 2012 Akhirnya bulir air itu jatuh. Terima kasih Ya Allah kau memberiku airmata untuk menangis di ujung kesedihan yang aku tutupi selama ini.
Tenang saja, aku akan melupakanmu semampuku, sisanya akan kuserahkan pada waktu. Karena waktu yang selalu berbaik hati menghapus kesedihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar