BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 18 November 2012

Cerita Palestina



Jantung kami serasa berdegup dua kali lebih gencar, lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu, darah kami memancar ke atas lalu meneteskan guratan kaligrafi bunyinya Allahu Akbar, dan bebaskan Palestina. Ketika pabrik tak bernama memproduksi dusta seribu ton sepekan banyaknya, menebarkan ke media cetak dan elektronika, mengoyaki tenda-tenda pengungsi di padang pasir belantara membangkangi resolusi resolusi majelis terhormat di dunia, Palestina bagaimana bisa aku melupaknmu.
Tanahku jauh bila diukur kilometer beribu-ribu, tapi adzan Masjidil Aqsa yang merdu serasa terngiang di telingaku. Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan buldozer dengan suara gemuruh menderu, serasa pasir dan batu bata dinding kamar tidurku bertebaran di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu berdarah.
Derita Terekam Sejarah
Demikian kutipan puisi dari sastrawan ideologis Indonesia, Taufik Ismail yang menggambarkan resahnya jiwa kemanusiaan menyaksikan penjajah pongah mengangkangi bumi tempat berdirinya kiblat pertama umat Islam. Al Aqsa, Palestina.
Derita terekam sejarah. Air mata, darah dan nyawa menjadi prasasti dan saksi pada Rabbi akan keteguhan menjaga karunia-Nya di bumi jihad. Jalan Palestina tidak semulus Indonesia ketika pada tahun 1945 merdeka atas bantuan sekutu yang belakangan kita ketahui membawa misi penjajahan baru setelah Indonesia merdeka dari penjajah lama. Menancapkan kapitalisme yang masih menggerogoti negara hingga kini.
Palestina, karena melawan anak emas sang adi kuasa (yang sedang sempoyongan) negara Zionis Yahudi, harus berjuang sendiri ditengah berbagai sanksi blokade. Tapi jiwa perlawanan yang telah berkobar seolah tak pernah padam. Ruh jihad menjadi energi ketika mereka harus berpuasa hari demi hari karena terbatasnya logistik. Batu pun harus menghadapi tank-tank super canggih.
Sekali lagi, ini demi harga diri. Pantang bertekuk dihadapan penjajah. Apalagi menjilati boot-boot yang membungkus kaki angkuh generasi yang pernah dikutuk menjadi kera.
Anak-anak Palestina hidup, tumbuh dan memahami kehidupan dengan irama perlamawanan. Genarasi baja yang pentang menyerah hanya karena senapan penjajah.
Derita perang tahun 1948, tahun 1967, hingga yang paling akhir ketika Zionis Israel menyerang Gaza pada Desember 2008 - Januari 2009, tak membuat bangsa Palestina patah arang. Apalagi menyerah. Palestine will not go down, begitu Michael Heart mengobarkan lantunan kemanusiaan yang menggema ke penjuru dunia dan menggelorakan semangat jihad untuk Palestina merdeka.
Babak Baru
Kini, Palestina memasuki babak baru perjuangannya. Palestina secara resmi telah mengajukan permohonan bersejarah kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar menjadikan negara Palestina sebagai anggota resmi lembaga itu. Proposal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas Jum’at (23/9)  di depan sidang Majelis Umum PBB. Permohonan keanggotaan penuh di PBB, jika dterima berarti bahwa Palestina memiliki hak sebagaimana negara lain yang merdeka.
Upaya ini datang di tengah penolakan Israel dan Amerika Serikat (AS). AS, melalui Presiden Barack Husein Obama bahkan telah berjanji akan memveto proposal Palestina merdeka tersebut. Hal itu merupakan ancaman serius. Jikapun proposal tersebut disetujui oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon, maka Dewan Keamanan (DK) PBB akan mengkaji dan kemudian melakukan pemungutan suara untuk mencapai keputusan.
Berdasarkan resolusi DK PBB, untuk mendapat persetujuan dibutuhkan 9 dari 15 anggota dewan, dengan syarat tidak ada veto dari anggota tetap DK PBB. Kita ketahui bahwa anggota tetap DK PBB adalah AS, Cina, Perancis, Rusia, dan Britania Raya. Sedangkan sepuluh anggota tidak tetap DK PBB adalah, Bosnia Herzegovina, Brazil, Kolombia, Gabon, Jepang, Jerman, India, Lebanon, Nigeria, Portugal dan Afrika.
Hingga saat ini, sekitar 124 negara dari 193 negara anggota PBB secara resmi mendeklarasikan pengakuan mereka terhadap negara Palestina serta menyatakan mendukung langkah Palestina untuk mendapatkan pengakuan sebagai negara merdeka dan menjadi anggota penuh PBB (KNRP, 28/08/2011).
Enam anggota DK telah memberikan dukungan mereka kepada Palestina, yakni China, Brasil, India, Lebanon, Rusia, dan Afrika Selatan.  Anggota lain yang belum mengungkapkan dukungan mereka mencakup Bosnia Herzegovina, Inggris, Perancis, Jerman, Gabon, Nigeria, dan Portugal. Kolombia telah mengatakan bahwa mereka akan abstain. Namun melihat kecendrungan politik domestik di beberapa negara yang belum mengambil keputusan, mayoritas masyarakat mereka mendukung Palsetina Merdeka.
Hasil survei yang dilakukan oleh YouGov atas nama Avaaz, sebuah organisasi kampanye global, menunjukkan bahwa 59 persen rakyat Inggris, 69 persen rakyat Prancis, dan 71 persen rakyat Jerman menginginkan agar pemerintah mereka mendukung pengesahan proposal pembentukan negara merdeka Palestina di Majelis Umum PBB. Dalam jajak pendapat itu, dukungan atas hak Palestina untuk memiliki negara sendiri tanpa mengacu pada suara di PBB bahkan lebih tinggi, yakni 71 persen di Inggris, 82 persen di Prancis, dan 86 persen di Jerman (Republika, 13/9/2011).
Saat ini permasalahan krusial soal kemerdekaan palestina ada pada ancaman AS untuk memveto. Namun, dari kenyataan politik AS saat ini sebenarnya Obama juga sedang dilematis. Antara menuruti tekanan lobi politik Zionis Israel atau tekanan dari lawan politiknya serta dari negara-negara di dunia, khususnya negara-negara yang selama ini memiliki kemitraan dengan AS. Sepeti Arab Saudi, Turki, dan Mesir. Tiga negara ini telah secara terbuka menyatakan mendukung, bahkan secara proaktif untuk kemerdekaan Palestina.
Perubahan peta politik di Timur Tengah pasca revolusi enam bulan terakhir, semakin memojokkan posisi AS dan Israel. Dimana pengaruh kedua negara ini semakin melemah. Perubahan secara signifikan setelah anak emas AS di Mesir, Housni Mubarak digulingkan oleh gerakan revolusi. Selama ini Mesir turut berkontribusi atas berbagai krisis di Palestina. Utamanya akses ke negara tersebut yang diperketat atas tekanan Zionis Israel. Namun kini Mesir berubah seiring tumbangnya sang diktator. Pemerintah baru, atas desakan masyarakat secara penuh mendukung kemerdekaan Palestina.
Sementara itu di dalam negeri,  Obama dirongrong kubu oposisi, Partai Republik. Gubernur Texas Rick Perry mengatakan: ''Kebijakan Obama terkait persamaan moral, dengan kesetaraan bagi Israel dan Palestina, termasuk pelaku orkestra terorisme, ini adalah penghinaan berbahaya.'' (tribunnews.com 1/9/2011). Serangan oposisi tersebut tentu memperburuk posisi Obama di tengah berbagai problem dalam negeri AS. Seperti krisis ekonomi dan pengangguran. Partai Republik menguasai mayoritas parlemen AS.
Tarik menarik kepentingan politik saat pembahasan anggaran, khususnya pemotongan anggaran utang beberapa waktu lalu menjadi gambaran kuatnya tekanan politik yang dialami Obama yang berimplikasi pada popularitasnya di mata para voters. Para pemimpin Partai Republik antara lain bertekad untuk memotong anggaran sebesar US$100 miliar, mencabut kebijakan yang menutup lapangan kerja, dan mengkaji ulang peraturan perpajakan, maupun memotong dana diplomatik dan bantuan luar negeri.
Akhirnya Obama kelihatan tak mampu mengatasi problem ekonomi, pengangguran yang membuat kehidupan rakyat AS terancam.
Jika saja Obama mau jujur dan tidak menjilat kembali ludahnya, tentu dia akan melaksanakan apa yang pernah dipidatokan di Mesir pada Juni 2009 yang lalu tentang dukungannya terhadap Palestina merdeka. Bahkan pidato itu secara mengejutkan kembali diulangi pada forum Majelis Umum PBB  tahun 2010 PBB “ 'saat kita kembali di tahun depan, kita dapat menyepakati masuknya anggota baru PBB, yaitu Palestina Merdeka' kata Obama.
Berbaliknya Obama tidak mendukung kemerdekaan Palestina, menjadi tanda tanya besar. Apa yang terjadi di dalam politik AS? Apakah lobi-lobi Yahudi berhasil menjanjikan sesuatu untuk melanggengkan kekuasan Obama menghadapi Pemilu Presiden pada 2012 nanti? Makin nampak jika Obama memang dilema.
Realits ini juga menguak betapa kuatnya pengaruh Zionis Israel di AS. Presiden AS yang katanya adi daya itu, pun harus tunduk. AS menjadi perpanjangan tangan Zionis Yahudi untuk melanggengkan segala kepentingannya.
Namun kita tetap harus yakin, bahwa masa penjajahan itu akan berakhir dengan izin Allah SWT. Apakah dengan semakin terpuruknya ekonomi AS dan sekutu-sekutunya yang diikuti oleh keterpurukan kepercayaan dan pengaruh pada dunia internasional, atau dengan adanya pemimpin dari dunia Islam yang secara berani konfrontasi militer dengan Zionis Israel. Semua akan terjadi pada saat terindah nanti.
Dan ada benarnya apa yang dikatakan oleh mantan Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Israel Alon Liel, ketika berdemonstrasi mendukung proposal Palestina Merdeka “Kalian memang diserang Obama, tetapi dia tidak lagi menguasai dunia, masih ada dukungan dari komunitas internasional. Lupakan Dewan Keamanan PBB, langsung ke Majelis Umum dan raih dukungan 150 negara (anggota PBB),". Wallahu’alam

Aku Berperang Maka Aku Ada

Aku Berperang Maka Aku ada (Vladimir Jabotinsky, Revisionis Zionis)
Tidak ada sejarah yang betul-betul dikuasai Yahudi tanpa melalui jalur peperangan. Untuk menguasai Palestina, mereka berperang. Untuk mendapatkan minyak, mereka berperang. Untuk menghancurkan Islam, mereka pun juga bersusah payang melalui jalan peperangan. Meski harus memakai tangan orang lain. Tidak terkecuali di Timur Tengah.
Analisa ini lahir dari pakar konspirasi dan akhir zaman kawakan, Syekh Imron Hossein, dalam sebuah ceramahnya di Lakemba. Beliau mengatakan bahwa Revolusi Timur Tengah tidak lepas dari skenario panjang kaum Yahudi. Hasil dari revolusi ini adalah munculnya beberapa pemerintah yang menyatakan dirinya sebagai “pemerintahan Islam” di Timur Tengah. Sebuah pemerintahan yang anti Amerika dan juga anti Israel. “Dan Yahudi akan selalu berdo’a jika itu terjadi,” ujar pakar akhir zaman ini.
Menariknya Syekh Imron Hosein memprediksi Revolusi Timur Tengah ini jauh sebelum meletusnya Arab Spring di tahun 2011. Sejak tahun 2003, Syekh Imron sudah memprediksi akan terjadi kekacauan di Timur Tengah yang menumbangkan rezim-rezim diktator.
Memang benar adanya, bahwa sejak tahun 2003, diam-diam George Bush sudah mengumumkan sebuah proyek besar yang akan mengubah peta baru dunia Timur Tengah. Ia menamakannya Great Middle East. Rencana tersebut kemudian kian dimatangkan Bush pada tahun 2004 dengan menggelontorkan uang 80 Juta Dolar yang dialokasikan bagi LSM Pro Demokrasi dan Jaringan Media di sejumlah negara Arab.
Lantas pertanyaannya adalah mengapa Yahudi justru melakukan konspirasi untuk menumbuhkan pemerintahan yang anti mereka? Jawabannya adalah karena dengan bermunculannya pemerintahan muslim di Timur Tengah, Yahudi memiliki legitimasi untuk memprovokasi warganya untuk bangkit dan berperang mengalahkan umat muslim. “Jika kita tidak melakukan sesuatu, kita semua akan disembelih oleh muslim fanatik,” ungkap Syekh Imron Hosein menirukan seruan para Rabi Yahudi.
Ketika pemerintahan-pemerintahan muslim ini mulai bermunculan, lanjut Syekh Imron, kita akan menyaksikan berita hangat yang akan disiarkan berhari-hari terkait serangan 11 september. Televisi-televisi yang sudah bekerja dalam jaringan Yahudi akan bergerak serempak menampilkan sisi buruk fundamentalisme Islam. Dalam hal ini kantor berita CNN akan berada pada garda terdepan. Dan media di seluruh dunia akan dimanfaatkan untuk mengambarkan skenario yang terjadi seperti efek domino.
Televisi-televisi ini akan menyiarkan bahwa bangkitnya dunia Islam adalah jalan untuk menyapu habis semua pemerintahan yang ada. Bahwa berdirinya pemerintahan muslim adalah lonceng berdentang bagi kematian kaum Yahudi. Dan para Rabbi Yahudi akan membangkitkan semangat perlawanan bangsanya untuk bangkit dan melawan tumbuhnya hegemoni Islam. “Kita harus melakukan sesuatu jika hanya duduk berdiam diri. Israel akan dihancurkan dan semua Yahudi akan dipenggal,” kata mereka.
Syekh Imron Hosein menegaskan bahwa ketika hal ini terjadi maka pertunjukkan paling menakjubkan dalam sejarah Yahudi akan segera dimulai. Sebuah perang yang Paman Sam (AS) sebagai mitra Israel sendiripun belum pernah menyaksikannya. Karena Israel memiliki senjata yang tidak dimiliki oleh AS. “Mereka akan mengeluarkan segala senjatanya agar rakyat dunia tahu bahwa mereka akan menjadi negara adikuasa baru,” kata Syekh Imron
Maka tepatlah kata Vladimir Jabotinsky (1880-1940), seorang revisionis Zionis dan pemimpin organisasi teroris Betar sebelum berdirinya Israel, katanya: “Aku berperang maka aku ada”. Ya sebuah diktum Corgito Ergo Sum ala Descartes yang dirubah menjadi semangat perperangan. Dan kebutuhan perang ini tidak saja menjadi semangat Jabotinsky, karena perintah Taurat yang mendelegasikan bahwa Tanah Sungai Nil hingga Eufrat adalah hak kaum Yahudi mustahil bisa didapati jika Yahudi hanya berdiam diri dan melulu mengandalkan ghazwul fikri apalagi rekonsiliasi.
"Saya tidak percaya pada penggunaan cara-cara yang menunjukkan kelemahan, seperti diplomasi, perundingan, dan sejenisnya," tegas Ariel Sharon.
Jadi, jika Yahudi sudah menyiapkan segala upayanya untuk menaklukan umat muslim, sudahkah kita menyiapkan diri menjadi mujahid untuk melawan mereka? Inilah akhir zaman.

Minggu, 11 November 2012

Senyum Semesta Ibunda



Saat bisik dedaunan di taman belakang rumah menyapa mentari sore, seorang anak berlari kecil melintasi jalan setapak. Saat kupu-kupu mengepakkan sayapnya dari bunga ke bunga, anak kecil itu mendekat ke bangku kayu samping rumah, menghampiri sosok yang ia sayangi. Ibu.
“Ibu…” anak itu menggelayut manja di tangan ibunya. Mata bulatnya jatuh pada senyum ibu yang terkembang tulus. “Bu, nanda boleh tanya?” katanya penuh semangat. Ibu menganggukkan kepala. “Tentu nak, ada apa?” Nanda mengedipkan mata, lalu melirik ke pepohonan di cakrawala. Sejenak hening mewujud, seperti Nanda hendak mengusir ragu lenyap dari benak, ketika kemudian ia dengan mantap bertanya. “Kenapa Allah ciptakan jin dan manusia untuk menyembah? Apakah kalau begitu Allah butuh manusia?”
Ibu mengembangkan senyum ke wajah Nanda, saat sehelai daun kering terbang tertiup angin melintasi ruang waktu hangat di antara rerumputan, senyum ibu tertangkap semesta keabadian. Ia mengusap rambut nanda, dan mengangkatnya ke pangkuan. Sambil memegangi tangan nanda, ibu bisikkan nasihat ini kepadanya.
“Nak, lihatlah alam di sekitar kita. Indah bukan? Itu tandanya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang. Ar Rahman, Ar Rahim. Pastilah ia memiliki semua hal di dunia ini. Allah Maha Kaya, dan tidak membutuhkan apapun dari kita…”
Nanda terdiam, nafasnya teratur seperti angin semilir sore itu.
“Nak, bagaimana jika suatu hari ada orang yang mengajak kita pergi berwisata, seseorang yang sangat pemurah, Ia memberi kita pilihan untuk pergi ke daerah-daerah yang indah, dan tanpa membayar, semua biaya perjalanan, tempat tinggal dan makan gratis. Apakah kau mau anakku?”
Nanda menatap mata ibunya. “Benarkah bu? Tentu saja nanda mau.”
“Iya nak, dengarkan perandaian ini… Di tempat berkunjung yang indah itu, ada tempat berbahaya dan ada pula perbuatan-perbuatan yang mengancam kita kalau tidak hati-hati, juga ada hal-hal yang harus kita lakukan supaya keselamatan kita di sana tetap terpelihara. Kita harus jaga perbuatan-perbuatan itu demi kepentingan kita. Dan orang pemurah itu memberi kita petunjuk supaya kita selamat, tanpa sedikitpun ia menginginkan sesuatu dari kita, ia hanya ingin kita selamat di perjalanan wisata nak. Bukankah itu merupakan kemurahan?
Nanda terdiam, sejenak kerut mengukir dahinya, kemudian Ia mengangguk dalam. “Iya bu. Orang itu pasti sangat baik” katanya.
“Iya. Ia sangat pemurah nak… Lalu, jika kita mengikuti petunjuk-petunjuk itu, bukan saja kita senang dan berbahagia tinggal di daerah wisata itu, tapi saat kelak kita kembali ke rumah, masih ia janjikan berbagai hadiah yang menarik.”
Nanda meluruskan duduknya dan menatap ibu. “Iya bu, Nanda ingin sekali bertemu orang baik seperti itu, lalu apa jawaban pertanyaan Nanda tadi?”
Ibu tersenyum. Diusapnya dahi anak itu dengan lembut.
“Nak, tempat wisata itu adalah bumi kita, tempat tinggal dan makanan gratis adalah rezeki Allah yang dihamparkan di bumi, sedangkan larangan dan perintah-perintah selama perjalanan wisata adalah agama dan ibadah kita kepadaNya. Semuanya untuk kepentingan dan kenyamanan hidup kita di bumi ini. Sedangkan janji berbagai hadiah bila kita mengindahkan petunjuk-petunjuk itu adalah surga yang dijanjikan Allah bagi yang taat.”
Kicau burung di dahan-dahan pohon terdengar sayup-sayup. Dan mentari sore berkelindan dengan angin dan dedaunan dalam cakrawala taman penuh bunga.
“Coba kau renungi ayat ini nak…”
Lalu ibu membacakan dengan khusyu surat Al Baqarah ayat 29. dan menyampaikan artinya.
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Nanda tersenyum. Matanya berbinar penuh kebahagiaan. Dikecupnya pipi ibu yang belum lagi usai membacakan arti surat tersebut,
“Aku sayang ibu…” ucapnya polos
Dan ibu tersenyum penuh arti. Senyum Abadi, yang terukir selalu di tiap sudut waktu, melintasi sejarah, budaya, benua, dan seluruh alam raya empiris dan metafisika. Ah, senyum itu indah, seperti indahnya Islam yang universal…
Ibu memeluk nanda. Erat.
“Ibu juga sayang Nanda, nak…”
***
untuk seluruh ibu di dunia
tanpa menunggu hari ibu
tiap hari adalah hari untuk mengenangmu,
kebaikanmu sungguh tanpa batas
dengan apa membalas, ibu…

Sabtu, 10 November 2012

Kisah Perjalanan 4 Lilin

Ada 4 lilin yang menyala
Sedikit demi sedikit habis meleleh
Suasana begitu sunyi hingga terdengar percakapan mereka

#yang pertama berkata; "Aku adalah damai, namun manusia sudah tidak mampu menjagaku maka lebih baik aku mematikan diriku saja."
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam


#yang kedua berkata; "Aku adalah iman, sayang aku tak berguna lagi, manusia sudah tak mau lagi mengenalku, oleh karana itu tak ada gunanya aku tetep menyala." 
Begitu selesai bicara tiupan angin memadamkannya


#lilin yang ketiga berbicara; "Aku adalah cinta, tak mampu lagi aku tuk tetap menyala, manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna, mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang menyayangi mereaka, membenci keluarga mereka."
Tanpa menunggu waktu lama maka matilah lilin ketiga


Tanpa terduga
Saat itu juga seorang anak kecil masuk ke kamar dan melihat ketiga lilin itu padam, karena takut akan kegelapan ia berkata; "Apa yang terjadi? Kalian tidak boleh mati, kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan!" Seraya menangis tersedu.


Lalu dengan haru lilin keempat berkata; "Jangan takut, janganlah mengis selagi aku masih ada dan menyala kita tetap dapat menyalakan ketiga lilin lainnya."

#Aku adalah harapan
 Dengan mata bersinar sang anak mengambil si lilin harapan, lalu menyalakan ketiga lilin lainnya.


Apa yang tidak pernah mati adalah harapan di hati kita dan masing-masing dari kita semoga bisa menjadi alat seperti anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan damai, iman, dan cinta dengan harapannya.