BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 27 Oktober 2012

Bersama Kesejukan Embun Tarbiyah


Embun itu, ketika engkau melihatnya, akan terlihat bening, ketika engkau merasakannya, akan terasa sejuk dan segar. Embun di pagi itu, selalu dan terus menyejukkan dedaunan dan rerumputan di pagi hari, dan membawa suasana segar, bagi siapa pun yang merasakannya. Embun itu, pada akhirnya akan selalu memberikan kesegaran bagi yang percaya akan manfaat embun.

Begitulah tarbiyah ini ada, ibarat embun, tarbiyah akan menyegarkan kembali hati-hati kita yang mulai kering, akan menyegarkan kembali jiwa-jiwa kita yang mulai melapuk, kering karena iman kita yang compang-camping, melapuk karena jiwa ini terlampau banyak dosa. Bagi yang yakin akan kekuatan dari tarbiyah, maka tarbiyah ibarat embun pagi yang akan menyegarkan dedaunan, sehingga dedaunan terlihat segar, siap menantang teriknya matahari,  siap untuk menatap dunia. Begitulah tarbiyah ini, dia akan selalu memberikan kesegaran kepada hati-hati yang kering, kepada jiwa-jiwa yang lapuk, sehingga hati kembali segar, seperti dedaunan pagi hari, sehingga jiwa kembali kokoh, setegar pepohonan pagi.

Embun pagi, ia mengajari kita, tentang harmoni, karena ia meneteskan kesegaran itu kesemuanya, bukan hanya daun, bukan hanya rumput, tetapi semuanya. Dedaunan, rerumputan, pepohonan pagi, serangga-serangga kecil, semuanya merasakan kesejukan embun pagi. Semuanya merasakan kesegarannya, semua merasakan kelembutan sentuhan tetesannya. Semua menikmatinya. Embun pagi. Tarbiyah. Seharusnya juga demikian. Tarbiyah mengajarkan, bukan hanya dia, bukan hanya mereka, bukan hanya ini, bukan hanya itu, tetapi semuanya. Tetapi menyeluruh. Karena tarbiyah ada untuk menjadi kebermanfaatan bagi semua, bukan hanya untuk saya, bukan hanya untuk dia, bukan hanya untuk mereka, bukan hanya untuk golongan A, bukan hanya untuk golongan C. Semuanya. Ya. Semuanya. Karena tarbiyah ada adalah untuk rahmat bagi seluruh alam.

Dan kalaupun tarbiyah hari ini sedang menuju kearah yang lebih luas, menegara, atau kalau bahasanya Pak Cah adalah menyongsong mihwar dauli, maka sekali lagi ketika kita pun harus bersikap menegara dengan membangun mentalitas negarawan, dan tentu kita harus belajar kepada embun pagi itu. Tentang ketulusannya, tentang kelembutannya meneteskan air kepada dedaunan, kepada rerumputan, kepada pepohonan, kepada alam. Sehingga alam pagi itu terlihat segar. Lalu kemudian kita terhangatkan oleh munculnya mentari pagi, dan tetap merasakan kesejukan embun pagi. Karena yang terpenting ketika kita akan menyongsong tahapan baru dalam tarbiyah, dalam dakwah, adalah tentang mentalitas kita. Mentalitas kita harus seperti embun pagi. Menyejukkan alam, menyegarkan lingkungan, dan juga lembut, dan juga antusias untuk senantiasa memberikan kesejukan kepada alam.

Mentalitas negarawan, mental inilah yang harus kita bangun ketika hari ini kita memimpikan satu tahapan dakwah yang meluas, menyesuaikan dengan mihwar atau tahapan yang ada, inilah konsekuensi yang harus dilakukan. Ya, tentang kedewasaan sikap kita, tentang mumpuninya kapasitas yang kita miliki dalam ranah kontribusi, tentang kearifan kita dalam berpijak dan menentukan segala keputusan, tentang sepuluh rukun yang seharusnya kita tanamkan dalam setiap aktivitas kita.

Tsiqah. Percaya saja. Bahwa bersama kesejukan embun tarbiyah adalah solusinya. Bersama kesejukan, lalu menikmati kelembutan belaian dan sentuhan embun tarbiyah adalah bagian dari solusi, untuk menyegarkan kembali lingkungan kita, menyejukkan kembali negara ini, memberikan nuansa surgawi kepada lingkungan kita, kepada masyarakat kita, kepada alam ini.

Tsiqah saja. Karena visi embun yang begitu agung, yaitu menyegarkan dedaunan yang mulai layu, menyejukkan pagi yang habis pekat, dan memberikan harmoni bagi alam. Begitu juga visi tarbiyah ini, yang ingin menyegarkan dengan harum wewangian surgawi, menyejukkan alam dengan kesturi-kesturi nirwana. Ah, indahnya. Nikmatnya. Bersama kesejukan embun tarbiyah, engkau akan diajari, bagaimana seharusnya kita bersikap, bagaimana seharusnya kita menjadi dewasa, bagaimana seharusnya kita menjadi kebermanfaatan sepenuhnya bagi negara ini, bagi umat ini. Dan yakinlah, bersama kesejukan embun tarbiyah, engkau akan menjadi harmoni. Yakinlah. Dan tetaplah bersama sejuknya embun tarbiyah.

Negeri Ajaib itu Bernama GAZA



Kisah sang pengembara

Di tengah blokade Israel yang mencekik, negeri itu bertahan dengan kekuatan yang sempurna. Walaupun air bersih sangat sulit (sebagian besar harus minum pakai air mineral yang dipasok dari luar) karena air yang ada di instalasi air, terasa agak asin, akibat sumber air tawarnya, banyak yang disedot oleh Yahudi. Walaupun listrik sulit, di mana pasokan listrik hanya sanggup memenuhi 30% kebutuhan, sehingga pemadaman dilakukan secara bergilir setiap hari dengan model : 8 jam nyala, 8 jam padam. Walaupun mereka terpaksa membangun rumah, sebagiannya berasal dari sisa puing-puing rumah yang hancur oleh roket Yahudi. Ya.. Rumah yang hancur itu mereka DAUR ULANG. Reruntuhan tembok dihaluskan, dicampur semen baru, dan dicetak menjadi batako baru, besi-besi diluruskan kembali sebagai bahan tulangan beton.
Tiada yang tersisa...



Gaza benar-benar negeri ajaib...

Mungkin tidak ada dan tidak akan pernah ada negara seperti ajaibnya Gaza. Kehidupan yang sulit, tidak mampu menutupi semangat yang nampak dari mata mereka. Mulai dari buruh hingga perdana menterinya. Semua bercerita dengan penuh semangat: "Bahwa suatu saat,
kami akan merebut Al-Quds... Kami akan mengusir Yahudi itu dari negeri kami..." Subhanallah...

Walaupun sebagian dari mereka hanya sanggup makan sehari sekali, namun Sang Pengembara itu selama 5 hari di Gazza, tidak menemukan SATU ORANG PENGEMIS pun!!!
Gaza benar-benar negeri ajaib...

Dengan izin Allah, pengembara itu bisa bertamu ke rumah Asy Syahid Syaikh Ahmad Yassin. Di sana pengembara itu disambut oleh istrinya, ditunjukkan kursi roda yang biasa dipakainya, dan ditunjukkan kursi roda serta selendang coklat yang dipakainya terakhir, sebelum roket memecahkan badannya, dan menyisakan hanya kepalanya. Dengan tegar, istrinya tersenyum dan bercerita tentang Asy Syahid.
Ketika pengembara itu meminta nasehat kepadanya, ia berkata : "saya hanya ingin supaya kalian menjadi Ahmad Yassin...!"
Allahu Akbar walillahilhamd..

Pengembara itu juga sempat sholat di masjid yang dipakai i'tikaf terakhir beliau, yang ujung menaranya hancur, dan tidak dibangun ulang karena dijadikan monumen perlawanan.
Allahu akbar... Tak henti pengembara itu bertakbir.. Teringat ucapan beliau, Syaikh Ahmad Yassin : 
MAN NADZDZARO NAFSAHU LIYA-'ISA LI DIINIHI, FASAYA-'ISA MUTIBAN. WALAKINNAHU SAYAHYA ADZIMAN WA YAMUUTU ADZIMAN 

"Barangsiapa yang bernadzar akan dirinya, untuk hidup bersama agamanya. Maka dia akan hidup dalam kelelahan, namun sesungguhnya ia (di samping lelah) akan hidup dalam keagungan, dan menjemput kematian dengan keagungan".
Nasehat kematianmu wahai Syaikh Ahmad Yassin, menjadi nasehat kehidupan buat kami. Bahwa lelah dalam agama itu adalah kemestian bagi kehidupan dan kematian yang agung.
Pengembara itu juga mengunjungi sebidang tanah kosong yang pernah menjadi rumah Prof. Dr. Nizar Qodar Royyan. Rumah itu (dulunya) berlantai 4, lantai paling atas adalah perpustakaan yang menampung lebih dari 80 ribu judul buku, dan merupakan perpustakaan terbesar di Gaza. Roket Israel menghancur leburkan rumahnya, menimbunnya dan mensyahidkan beliau, bersama 4 istrinya, dan 11 orang anaknya!!!
Ada 2 anak yang tersisa, dan bergegas mencari-cari sisa keluarganya dalam timbunan reruntuhan, namun dia dapati semua tewas. Yang membuat hati kami bergetar adalah, dia (anaknya bercerita langsung kepada kami) untuk menemukan semua ibunya (4 istri beliau) syahid dalam kondisi mengenakan jilbab! Padahal mereka diroket saat shubuh, dan di dalam rumah mereka sendiri, yang biasanya para wanita tidak mengenakan jilbab. Seakan-akan, mereka telah mempersiapkan diri menghadap Allah dengan berpakaian.
Anaknya bercerita kepada kami, saat itu ia berkata : "Ya Ummi... Engkau menghadap Allah bukan hanya diberikan kesyahidan... Bahkan Allah memintamu menghadap-Nya dengan berpakaian...!!!"
Allahu akbar walillahilhamd... 


Pengembara itu juga berkesempatan bertemu dan diterima langsung oleh PM Ismail Haniyah. Wahai ikhwah, cerita-cerita kepahlawanan yang biasa kita baca di buku, atau dituturkan oleh qiyadah, benar-benar kami temui di sini.
Satu hal lagi keajaiban mereka, mereka adalah komunitas orang-orang yang selalu menepati janji dan disiplin dengan waktu!

Gaza benar-benar negeri ajaib... 

Kedisiplinan itulah salah satu sendi utama kekuatan wilayah itu yang mampu bertahan dan hidup di tengah gempuran Yahudi.

Mudah-mudahan kita bisa mengambil ibroh dari semangat mereka. Untuk memperbaharui tekad, menjernihkan niat. Berkorban lebih banyak. Menyambut agenda jama'ah dengan hati bersinar penuh semangat. Ya Allah, menangkan kami atas kaum Yahudi.

Masih banyak peristiwa kepahlawanan yang kami temui, namun karena keterbatasan ruang di media ini, kami tidak bisa sampaikan dalam artikel ini.

Terakhir, sebagai bentuk pertanggungjawaban, sebelum berangkat ke Gaza, pengembara itu dititipkan uang sejumlah total Rp 3.350.000 dari beberapa ikhwah, sebuah perhiasan rencong emas, dan cincin emas bermata mutiara, serta sebuah coin. Alhamdulillah, uang tersebut kami bagi-bagikan kepada yatim, sebagiannya kami belikan barang untuk anak-anak TK.
Adapun rencong emas, kami hadiahkan langsung kepada JANDA Asy Syahid SYAIKH AHMAD YASSIN. Ada fotonya... 

Semoga semua pemberian antum, menjadi pemberat timbangan amal antum di jannah-Nya. Amin... 
Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat semangat jihad berkobar... 
Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat air mata mengalir haru... 
Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat bibir tersenyum... Air mata... Izzah... Ukhuwwah... Keikhlashan... Semua berhimpun di kota itu... 
Benar-benar negeri yang ajaib... Gaza ya Gaza... Suriqo minni ba'dho qolbi... Wahai gazza... Telah kau curi sebagian hatiku bersamamu...

Sabtu, 13 Oktober 2012

Beautiful in The Era Antiquity


For many in the 1990s, supermodel Cindy Crawford was the perfect American dream girl: slim, tanned and natural-looking, with long, shiny hair. People have described her as 'The Face of The Decade'.

But people have not always had the same ideas about beauty. Until the 1920s, suntans were for poor people, 'ladies' stayed out of the sun to keep their faces with lead to make them whiter - a very dangerous habit, since lead is poisonous!

And people in the eighteenth century would not have thought much of Cindy Crawford's hair! Ladies in those days never went out without their wigs, which were so enormous (and dirty) that it was quite common to find mice living in them. As for the 'perfect beauties' painted by Rubens in the seventeenth century, if they wanted to be supermodels today, they would need to spend months on a diet!

Ideas of beauty can be very different according to where you live in the world, too. For the Paduang tribe in South East Asia, traditionally, the most important sign of female beauty was a long neck. So at the age of five or six, girls received their first neck ring, and each year they added new rings. By the time they were old enough to marry, their necks were about twenty-five centimetres long!

And what about the ideal man? If you asked people today to name an attractive man, most of them would mention someone like James Bond, Harrison Ford, or Denzel Washington: someone tall and athletic, brave and 'manly'.

In the eighteenth century however, 'mainless' was very different from what it is today. As well as wearing wigs, perfume and lots of make-up, a true gentleman showed that he had feelings by crying frequently in public. According to one story, when the British Prime Minister. Lord Spencer Percival, came to give King George IV some bad news, both men sat down and cried!

And even now, James Bond might not find it to easy to attract women if he visited the Dinka tribe of Sudan. They have always believed in the saying that 'big is beautiful'. Traditionally, each year, men compete to win the title of 'the fattest man'. The winner is sure to find a wife quickly: for a Dinka woman, if a man is fat, it is also a sign that he is rich and powerful!

Senin, 08 Oktober 2012

Cheryl Dacey, Guru Sekolah Mingguan yang Menemukan Islam


Perjalanan mendapatkan hidayah dari Allah hingga akhirnya menemukan Islam bisa terjadi kepada siapa saja yang Allah kehendaki, seperti yang dialami oleh seorang pengajar di sekolah minggu di Amerika Serikat, Cheryl Dacey, berikut kisahnya:
Saya dilahirkan dalam sebuah keluarga Katolik Irlandia, dan saya selalu menghadiri sekolah Katolik dari SD hingga ke perguruan tinggi, menikah, memiliki empat anak yang mulai dewasa hingga akhirnya saya bercerai.
Sedangkan perkenalan saya dengan Islam ketika saya bekerja dan bertemu dengan beberapa muslim. Perusahaan tempat saya bekerja berada di New Jersey, dan saya bertemu dengan rekan muslim saya ketika saya bekerja di New York dalam sebuah proyek perusahaan. Dan apa yang saya perhatikan selama bertahun-tahun mengenal mereka adalah bagaimana mereka menghormati ibu saya dan saya sendiri, perilaku yang saya temukan dari mereka sangat baik.
Banyak hal menarik yang saya ketahui tentang rekan-rekan muslim saya. Ketika mereka mengatakan bahwa kita mempercayai Tuhan yang sama, saya pikir mereka gila karena itu saya mengatakan kepada mereka, “Tidak, tentu saja kita tidak percaya pada Tuhan yang sama”. Saya pikir itu benar-benar jenis agama yang asing dari apa yang saya yakini. saya tidak menyadari bahwa kita memiliki nabi yang sama, dan banyak informasi yang saya terima sebenarnya hampir sama dengan apa yang diajarkan Islam. Jadi saya benar-benar tidak tahu banyak tentang Islam.
Saya mulai tertarik dengan Islam dan ingin mengetahui tentang Islam ketika untuk pertama kalinya saya membaca beberapa literatur tentang Islam dan ketika saya sampai ke suatu titik bahwa Yesus bukan Tuhan, saya mulai berpikir kembali untuk meyakini ketuhanan Yesus.
Sebenarnya sejak dahulu saya sangat percaya apa yang saya yakini. Saya adalah seorang guru Sekolah Minggu. Saya mengajar ratusan anak-anak tentang agama Katolik. Itulah sebabnya saya merasa seperti sebuah keajaiban ketika akhirnya saya masuk Islam!
Jadi apa yang mereka katakan bahwa kita memiliki Tuhan yang sama dan pesan yang sama yang turun secara berulang-ulang kepada nabi yang berbeda. Dan mereka menempatkan Islam, Kristen dan Yahudi dalam semacam bingkai waktu dari Tuhan yang sama tetapi dengan nabi yang berbeda. Dan saya pikir dari melihat hal seperti itu membuat saya percaya bahwa banyak komponen yang sama, seperti Maria adalah bunda perawan Yesus, tetapi hanya Yesus bukan Tuhan.
Jadi itu sangat sulit untuk tidak mempercayai itu semua. Dan apa yang terjadi saya pikir benar-benar sebuah keajaiban. Saya tidak bisa tidur, ketika saya diberi sebuah buku oleh seorang Syaikh dari Masjid yang berasal dari Suriah. Dan buku itu berjudul “Keajaiban Al-Quran” dan saya tidak bisa tidur sama sekali malam itu. Saya sudah memiliki buku itu selama dua tahun tapi saya tidak pernah membacanya.
Suatu hari saya mengambil buku itu dan saya membacanya. Dan setelah saya membacanya saya punya perasaan yang benar-benar menakjubkan sampai saya berteriak “Oh my Gosh, sekarang saya tahu apa itu kebenaran”. Saya tak punya pilihan. Dan saya tahu bahwa itu akan menjadi begitu sulit karena tidak mudah untuk berpindah agama. Saya harus mempertimbangkan keluarga saya, bagaimana mereka akan memandang saya dan masih banyak hal lainnya yang bisa mengkhawatirkan saya.
Masalah terjadi ketika saya memutuskan masuk Islam, keluarga saya menjauhi saya, bahkan ibu saya enggan berbicara kepada saya, dia selalu menghindar ketika saya ajak dia untuk berdiskusi. Dia tahu, tapi dia takut untuk membahasnya. Dan itu sekitar 3 setengah tahun yang lalu, dan hari ini dia senang tentang hal itu. Dia berkata “Saya senang kau menemukan sebuah agama yang indah.” Namun saya belum bisa meyakinkan dia untuk menjadi seorang Muslim.
Saudara-saudara saya mengambil sikap secara berbeda. Beberapa dari mereka menerima saya lebih baik daripada yang lain, namun ada juga yang sebaliknya. Anak-anak saya yang sekarang berusia 22, 24 dan 16 tahun, mereka benar-benar positif tentang keislaman saya. Mereka benar-benar terbuka dan tertarik untuk belajar lebih banyak.
Setelah masuk Islam, saya mulai mencoba berdakwah di kalangan perempuan. Saya memulai sebuah program di Islamic society of Central Jersey yang disebut “Muslim by Choice”. Kami memiliki sebuah situs web dan saya memulai program ini pada saat saya sebagai seorang mualaf merasa terisolasi di masjid. Awalnya sulit untuk bisa diterima di sana (masjid), namun lambut laun banyak yang mulai menerima saya dan mualaf lainnya.
Dulu waktu saya ingin tahu bagaimana tata cara shalat, saya ingin belajar bahasa Arab, saya bingung harus bertanya kemana. Ketika saya menelepon Masjid, tidak ada yang menjawab pertanyaan saya. Jadi saya memulai program ini sehingga kami bisa menawarkan layanan tersebut. Kami memiliki kelas belajar membaca Al-Quran. Kami memiliki kelas Aqidah Kami memiliki halaqah bantuan bagi yang ingin belajar Islam. Dan kami akan terus berdakwah.
Dan contoh terbaik menurut saya adalah dengan perilaku ketimbang berdakwah dengan kata-kata, ketika mereka melihat seorang Muslim yang baik, dan mereka melihat Muslim berperilaku baik, itulah awalnya mereka tertarik kepada Islam seperti yang saya alami.

Sumber: http://www.eramuslim.com/

Kalam-Kalam Cinta

Seperti kita ketahui dewasa ini dunia sedang menjalani era penuh fitnah seperti yang diprediksikan Rasulullah صلى الله عليه و سلم limabelas abad yang lalu. Di dalam era ini kebanyakan orang yang mengaku muslim taqlid buta mengekor kepada cara hidup kaum yahudi dan nasrani yang sedang Allah subhaanahu wa ta’aala izinkan memegang kendali kepemimpinan global dunia modern.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ
لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu  kaumYahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR Muslim – Shahih)
Dewasa ini dunia berada di bawah hegemoni masyarakat barat, Amerika dan Eropa, yang tidak lain ialah the Judeo-Christian Civilization (Peradaban Yahudi-Nasrani)…! Kemudian sebagian besar manusia di dunia Islam cenderung mengikuti kebiasaan cara hidup kaum yahudi dan nasrani, perlahan tapi pasti, sampai ke tingkat jika sudah jelas-jelasan mereka masuk ke lubang biawak sekalipun, namun tetap saja kaum muslimin mengikuti mereka sehingga ikut masuk ke dalam lubang tersebut bersama-sama dengan mereka.
Jika masyarakat Amerika-Eropa sudah jelas menjadi rusak karena kebebasan individu (baca: haka asasi manusia) misalnya dengan munculnya fenomena LGBT (lesbian-gay-bisex dan transgender), lalu di masyarakat muslim tetap saja ditemukan komunitas yang turut latah membela bahkan “berjihad” demi legalnya fenomena serupa di negeri muslim. Jika masyarakat barat liberal sudah jelas menjadi masyarakat kurang ajar lantaran falsafah kebebasan ekspresi sehingga sosok mulia Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dengan seenaknya dihina, tetap saja sebagian orang yang mengaku muslim masih berteriak membela falsafah kebebasan berpendapat tersebut yang jelas-jelas bertolak-belakang dengan petunjuk Allah subhaanahu wa ta’aala dan Rasul-Nya Muhammad صلى الله عليه و سلم …!
Masyarakat yahudi-nasrani mendewakan ajaran demokrasi sehingga menyebar-luaskan faham pluralisme ke seluruh dunia. Faham yang kata mereka tidak lagi akan menilai, mendiskriminasi dan membedakan manusia berdasarkan perbedaan agama dan keyakinannya. Ajaran yang mendorong banyak orang di dunia Islam dengan ringannya berkata: ”Semua agama sama. Semua agama baik. Semua agama benar.” Tetapi tatkala sudah jelas terjadi penganiayaan terhadap kaum muslim di Palestina, Irak, Suriah, Afghanistan serta Burma, masyarakat dan pemerintah-pemerintah di barat tidak berbuat suatu apapun demi membela kaum muslim tersebut. Sebaliknya, bila ada seorang saja  dari masyarakat barat, baik yahudi ataupun nasrani, yang terzalimi apalagi terbunuh di negeri muslim, maka mereka segera mengerahkan segala daya dan upaya mereka untuk mempermasalahkannya hingga menghukum dengan keras tersangka pelaku bahkan seluruh negeri muslim itu.  Sesudah sekian kali kasus seperti ini terjadi, masih saja ditemukan banyak orang yang mengaku muslim dengan yakinnya tetap membela, memperjuangkan bahkan “berjihad” demi demokrasi dan pluralisme…!
Sungguh menghadapi kondisi penuh fitnah dewasa ini terasa betapa pentingnya setiap malam seorang muslim bersyukur memanfaatkan “hidangan Allah” berupa fasilitas sholat tahajjud atau qiyamul-lail. Dan perlu digaris-bawahi bahwa dalam bacaan pembukaan sholat tahajjud Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم biasa membaca sebuah doa yang sangat relevan dengan kondisi penuh fitnah di zaman modern ini. Sebuah doa yang jika dikabulkan Allah subhaanahu wa ta’aala niscaya akan menyebabkan si muslim sanggup membebaskan diri dari fitnah-fitnah yang sengaja disebar-luaskan oleh penguasa global kuffar yahudi-nasrani. Niscaya mereka akan sanggup keluar dan selamat dari perangkap faham-faham dan ideologi-ideologi produk manusia kafir masyarakat barat, baik itu sekularisme, pluralisme, liberalisme, materialisme, demokrasi, nasionalisme, hedonisme dan lain-lain.
Perhatikanlah:
اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf ia berkata, saya bertanya kepada Aisyah Ummul mukminin, “Do’a iftitah apakah yang dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika membuka shalat malamnya?” Aisyah menjawab, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat malam, beliau membaca do’a iftitah sebagai berikut: “ALLAHUMMA RABBA JABRAA`IIL WA MIIKAA`IIL WA ISRAAFIIL FAATHIRAS SAMAAWAATI WAL ARDLI ‘AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAINA ‘IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN IHDINII LIMA UKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BIIDZNIKA INNAKA TAHDII MAN TASYAA`U ILAA SHIRAATHIN MUSTAQIIM (Ya Allah, Rabb Jibril, Mika`il, dan Israfil; Maha pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah Hakim di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka perselisihkan, tunjukilah aku jalan keluar yang benar dari perselisihan mereka, sesungguhnya Engkau Maha pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, bagi siapa yang Engkau kehendaki).” (HR Muslim –Shahih) by: Ihsan Tandjung

Sumber: http://www.eramuslim.com/

Doa Iftitah Sholat Malam di Era Penuh Fitnah

 Seperti kita ketahui dewasa ini dunia sedang menjalani era penuh fitnah seperti yang diprediksikan Rasulullah صلى الله عليه و سلم limabelas abad yang lalu. Di dalam era ini kebanyakan orang yang mengaku muslim taqlid buta mengekor kepada cara hidup kaum yahudi dan nasrani yang sedang Allah subhaanahu wa ta’aala izinkan memegang kendali kepemimpinan global dunia modern.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ
لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu  kaumYahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR Muslim – Shahih)
Dewasa ini dunia berada di bawah hegemoni masyarakat barat, Amerika dan Eropa, yang tidak lain ialah the Judeo-Christian Civilization (Peradaban Yahudi-Nasrani)…! Kemudian sebagian besar manusia di dunia Islam cenderung mengikuti kebiasaan cara hidup kaum yahudi dan nasrani, perlahan tapi pasti, sampai ke tingkat jika sudah jelas-jelasan mereka masuk ke lubang biawak sekalipun, namun tetap saja kaum muslimin mengikuti mereka sehingga ikut masuk ke dalam lubang tersebut bersama-sama dengan mereka.
Jika masyarakat Amerika-Eropa sudah jelas menjadi rusak karena kebebasan individu (baca: haka asasi manusia) misalnya dengan munculnya fenomena LGBT (lesbian-gay-bisex dan transgender), lalu di masyarakat muslim tetap saja ditemukan komunitas yang turut latah membela bahkan “berjihad” demi legalnya fenomena serupa di negeri muslim. Jika masyarakat barat liberal sudah jelas menjadi masyarakat kurang ajar lantaran falsafah kebebasan ekspresi sehingga sosok mulia Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dengan seenaknya dihina, tetap saja sebagian orang yang mengaku muslim masih berteriak membela falsafah kebebasan berpendapat tersebut yang jelas-jelas bertolak-belakang dengan petunjuk Allah subhaanahu wa ta’aala dan Rasul-Nya Muhammad صلى الله عليه و سلم …!
Masyarakat yahudi-nasrani mendewakan ajaran demokrasi sehingga menyebar-luaskan faham pluralisme ke seluruh dunia. Faham yang kata mereka tidak lagi akan menilai, mendiskriminasi dan membedakan manusia berdasarkan perbedaan agama dan keyakinannya. Ajaran yang mendorong banyak orang di dunia Islam dengan ringannya berkata: ”Semua agama sama. Semua agama baik. Semua agama benar.” Tetapi tatkala sudah jelas terjadi penganiayaan terhadap kaum muslim di Palestina, Irak, Suriah, Afghanistan serta Burma, masyarakat dan pemerintah-pemerintah di barat tidak berbuat suatu apapun demi membela kaum muslim tersebut. Sebaliknya, bila ada seorang saja  dari masyarakat barat, baik yahudi ataupun nasrani, yang terzalimi apalagi terbunuh di negeri muslim, maka mereka segera mengerahkan segala daya dan upaya mereka untuk mempermasalahkannya hingga menghukum dengan keras tersangka pelaku bahkan seluruh negeri muslim itu.  Sesudah sekian kali kasus seperti ini terjadi, masih saja ditemukan banyak orang yang mengaku muslim dengan yakinnya tetap membela, memperjuangkan bahkan “berjihad” demi demokrasi dan pluralisme…!
Sungguh menghadapi kondisi penuh fitnah dewasa ini terasa betapa pentingnya setiap malam seorang muslim bersyukur memanfaatkan “hidangan Allah” berupa fasilitas sholat tahajjud atau qiyamul-lail. Dan perlu digaris-bawahi bahwa dalam bacaan pembukaan sholat tahajjud Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم biasa membaca sebuah doa yang sangat relevan dengan kondisi penuh fitnah di zaman modern ini. Sebuah doa yang jika dikabulkan Allah subhaanahu wa ta’aala niscaya akan menyebabkan si muslim sanggup membebaskan diri dari fitnah-fitnah yang sengaja disebar-luaskan oleh penguasa global kuffar yahudi-nasrani. Niscaya mereka akan sanggup keluar dan selamat dari perangkap faham-faham dan ideologi-ideologi produk manusia kafir masyarakat barat, baik itu sekularisme, pluralisme, liberalisme, materialisme, demokrasi, nasionalisme, hedonisme dan lain-lain.
Perhatikanlah:
اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf ia berkata, saya bertanya kepada Aisyah Ummul mukminin, “Do’a iftitah apakah yang dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika membuka shalat malamnya?” Aisyah menjawab, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat malam, beliau membaca do’a iftitah sebagai berikut: “ALLAHUMMA RABBA JABRAA`IIL WA MIIKAA`IIL WA ISRAAFIIL FAATHIRAS SAMAAWAATI WAL ARDLI ‘AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAINA ‘IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN IHDINII LIMA UKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BIIDZNIKA INNAKA TAHDII MAN TASYAA`U ILAA SHIRAATHIN MUSTAQIIM (Ya Allah, Rabb Jibril, Mika`il, dan Israfil; Maha pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah Hakim di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka perselisihkan, tunjukilah aku jalan keluar yang benar dari perselisihan mereka, sesungguhnya Engkau Maha pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, bagi siapa yang Engkau kehendaki).” (HR Muslim –Shahih) by: Ihsan Tandjung

Sumber: http://www.eramuslim.com/